Ketikakubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Tati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Tati yang sudah telanjang bulat itu.
Minggu, 08 November 2020 Bu Haji Link video bu hajiPART 1PART 2PART 3 di November 08, 2020 Label Jilbab, Video Tidak ada komentar Posting Komentar Posting Lama Beranda Langganan Posting Komentar Atom Bu Haji Link video bu haji PART 1 PART 2 PART 3 Bu Haji Link video bu haji PART 1 PART 2 PART 3 Bu guru jilbab Ini Link pemersatu umat PART 1 PART 2 PART 3 Si jilbab cantik sekar Hallo pecinta jilbab, ada video yang panas nih Langsung saja ini link downloadnya
SELINGKUHDENGAN BESAN ( Bagian 1 ) Kejadian ini berlangsung beberapa bulan yang lalu, ketika anakku melangsungkan pesta pernikahannya di kota kecil Pr di Jawa Timur yaitu di tempat calon mertuanya bernama Pak Har (60 Thn) dan Bu Har (46 thn) yang masih menjadi kepala desa. Aku dan istriku sebetulnya tidak setuju kalau anakku yang baru saja
Lanjut ke konten Arsip TagCerita Bu Haji Kenikmatan Bersama Mama Temanku Yang Seksi Cerita Bu Haji Cerita Sex Terbaru ā setelah sebelumnya ada kisah Kakak Ipar Jadi Orgasme Setelah Kuperkosa, kini ada cerita seks bergambar Kenikmatan Bersama Mama Temanku Yang Seksi. selamat membaca dan menikmati. Perkenalkan namaku Jacky teman-teman biasanya memanggilku Jack. Umurku 29 tahun. Postur tubuhku standar bule. Tinggi 185 cm, berat 82 kg. Wajahku biasa-biasa saja. Sekarang aku bekerjaLanjutkan membaca āKenikmatan Bersama Mama Temanku Yang Seksi Cerita Bu Hajiā
SeorangBu Haji yang terkenal religius ini , sekarang sedang bugil dan dipijet seorang laki-laki muda yg lagi horny , gua Steve. Gua pijet pantat yg super montok in i, mirip bokong Kim Kardashian bro. Gua sengaja berlama-lama mijat daerah bokongnya. Gua sengaja mijet sambil nyelipkan jari jempol dia ke belahan pantatnya.
Universitas swasta yang terletak di Jalan DI Panjaitan ā Jakarta Timur itu berada di antara jalan uatama, satu jalan sekunder, sebuah sungai yang kalau musim banjir pasti meluap, dan rumah2 penduduk yang padat. Dan di antara kepadatan rumah2 penduduk itu terdapat suatu kisah mesum. Kisah ini terjalin antara mahasiswa yang kuliah universitas swasta tersebut dan pemilik kos2an di mana sang mahasiswa tinggal ngekos. Bangunan itu terdiri atas rumah2 petak sebanyak 5 pintu yang masing2 petak terdiri atas 3 ruangan. Di samping rumah2 petak tersebut menempel rumah utama yang merupakan tempat pemilik kos2an tinggal. Nama pemilik kos2an adalah Haji Imron. Biasa dipanggil oleh tetangga dan mahasiswa dengan sebutan Pak Haji. Tempat kos2an dan rumah utama ini di kelilingi oleh pagar besi setinggi 1,5 meter di bagian depan yang memiliki dua pintu masuk dan pagar tembok di tiga sisi lainnya setinggi 3 meter. Halamannnya dihampari oleh konblok dan dihiasi oleh berbagai tanaman, sehingga terlihat sangat rapi, asri, anggun, dan sejuk. Kos2an ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa. Di sinilah Rizal, mahasiswa di universitas swasta itu tinggal. Sudah 3 bulan ia tinggal di sini. Rizal adalah mahasiswa asal Cikampek, tetapi ia bukanlah asli Cikampek. Haji Imron memiliki 3 orang anak. Satu laki2, dan dua perempuan. Dua anaknya sudah berkeluarga, sedangkan satu lagi yang laki2 masih duduk di kleas 2 SMU. Yang paling menarik hati Rizal adalah Bu Haji. Walau usianya sudah 43 tahun penampilanya masih seperti umur 30-an. Bu Haji selalu ramah pada tetangga maupun mahasiswa2 yang ngekos di rumahnya. Bodynya bongsor, berkulit kuning langsat, dan selalu memakai kerudung. Bila ia keluar dengan mobil Innova-nya ia akan memakai kaca mata hitam sebagai hiasan. Rizal sering mencuri pandang mengamati Bu Haji. Pernah Rizal menggoda Bu Haji ketika Rizal hendak berangkat ke kampus dengan motor Honda nya sedangkan Bu Haji hendak keluar dengan Kijang Innova-nya. āWah, Bu Haji, gayanya seperti cewek2 di kampusku aja nih..,āgoda Rizal āIya dong, Zal. Biarpun udah tua harus tetap jaga penampilan lhoā¦harus semangat seperti anak2 muda,ābalas Bu Haji sambil melemparkan senyumnya. āIya deh, Bu Haji. Saya setuju kok..,āujar Bu Rizal. āSaya duluan ,Bu Haji,āseru Rizal sambil melajukan motornya. Setiap Rizal pulang malam, Rizal sering mengamati Bu Haji nongkrong sendirian di ruang tengah menonton televisi. Bahkan kadang sampai larut malam. Yang paling membuat Rizal kagum sekaligus ngiler adalah ketika suatu sore ia bertamu sekaligus hendak membayar uang kontrakan bulanan. Rizal diterima oleh Bu Haji di ruang tengah yang sejuk dan asri itu. Bu Haji menemuinya dengan celana pendek yang ketat dan kemeja yang longgar. Bu Haji hanya senyum2 saja melihat Rizal yang kikuk dan mata Rizal yang kadang2 melirik ke pahanya. Di dalam rumahnya Bu Haji memang sering memakai celana pendek dan melepaskan kerudungnya. Setelah keluar daru rumah Bu Haji dan sampai di kamarnya sendiri, Rizal membayangkan semua yang baru saja dilihatnya. Paha putih yang gempal dan padat. Sangat mulus, pikir Rizal. Dan Rizal yakin di balik kemeja longgar yang dipakai Bu Haji terdapat kulit yang putih-mulus dan buah dada yang besar. Rizal sering membayangkan bisa menggumuli tubuh Bu Haji yang bongsor dan putih mulus itu. Rizal juga sering membayangkan memek Bu Haji, pasti tebal dan empuk gumamnya dalam hati. Tetapi Rizal lalu tersenyum masem karena tubunya termasuk agak kurus walaupun ia memiliki tinggi 173 cm. Kalau sudah begitu Rizal akan mengusap-usap kontolnya lalu melepaskan pusingnya di kamar mandi. Pak Haji Imron termasuk tuan tanah. Ia memiliki beberapa kos2an dan sejumlah rumah yang dikontrakkan. Semua tersebar di wilayah Jabodetabek. Ia paling sering ke wilayah Depok. Selain mengunjungi anaknya dan rumah kos2an yang pengelolaannya diserahkan pada anaknya juga karena di sebelah kos2an itu terdapat kolam pancing yang yang cukup ramai dikunjungi. Kolam pancing itu juga dikelola oleh anaknya dan menantunya di samping beberapa pembantu. Hampir setiap hari Pak Haji Imron pergi ke Depok. Kalau sudah asyik memancing Pak Haji Imron bisa menginap sampai 3-4 hari. Suatu sore Rizal berjalan ke samping rumah utama yang ditanami beberapa batang pohon jambu Taiwan. Ia bermaksud mengambil beberapa buah jambu Taiwan. Pak Haji dan Bu Haji memang tidak melarang anak2 kosnya mengambil hasil tanaman yang ada di sekitar rumah itu. Karena kadang2 anak2 kos juga ikut membantu mengurusi tanaman2 tersebut. Saat itu beberapa pohon jambu sedang berbuah. Buahnya besar2 dan siap dipanen. Pohon2 itu terletak di antara tembok pagar dan tembok dinding rumah utama. Ketika ia hendak melangkah ke rimbunan pohon jambu, ia melihat daun jendela yang menghadap ke pohon2 jambu itu terbuka. Itu merupakan kamar tidur Pak Haji dan Bu Haji. Ia seketika ragu. Tetapi di benaknya adalah bahwa tadi pagi ia melihat Pak Haji dan Bu Haji keluar rumah memakai Suzuki Escudo. Dan ketika ia terbangun sore ini Suzuki Escudo belum ada di halaman. Ia hendak membatalkan niatnya karena takut jangan2 ketika ia tertidur tadi Pak Haji dan Bu Haji pulang dan Suzuki Escudo mungkin dipinjam seseorang atau salah satu anaknya. Setelah beberpa detik, Rizal memutuskan memeriksa perlahan. Ia berjalan di atas teras keramik samping yang sempit. Dengan ujung matanya ia mencoba meneliti kamar itu. Untunglahā¦,pikirnya. Kamar itu kosong. Lalu Rizal pun melanjutkan niatnya. Ia mengambil beberapa buah jambu. Ketika ia hendak berbalik, Rizal sangat kaget dan pucat. Karena pada saat yang sama ia melihat Bu Haji masuk ke dalam kamar. Bu Haji hanya memakai celana pendek yang sangat ketat. Dan di atasnya, seluruh kancing kemeja Bu Haji belum terpasang sehingga memperlihatkan perut dan pusarnya yang mulus dan putih dan juga BH nya yang membungkus dadanya yang besar. Bu Haji juga kaget dan hampir berteriak. Tetapi ketika menyadari bahwa orang yang ada di samping rumah adalah Rizal ia hanya kaget sebentar saja. Tangannya bergerak mengatupkan kemejanya tanpa memasang kancingnya. āAhā¦kirain tadi siapaā¦Ibu kaget setengah mati,āseru Bu Haji dari dalam kamar. Ia melipat kedua tangan diperutnya sehingga kemejanya tidak terbuka. āMaaf Bu Hajiā¦maafā¦Maaf Bu Hajiā¦tadi saya kira Bu Haji pergi dengan Pak Hajiā¦jadi saya berani ke sini,āRizal berusaha menjelaskan. Ia terlihat kikuk dan agak malu2. āIya sudahā¦kirain siapa..,ākata Bu Haji. Ia tersenyum pada Rizal. āMaaf Bu Hajiā¦,ākata Rizal berjalan menunduk. āPermisi Bu Hajiā¦,ā kata Rizal permisi dan melihat ke Bu Haji sebentar. Bu Haji mengangguk tersenyum. Ketika Rizal melihat Bu Haji sebentar, ia sempat melirik ke dada Bu Haji yang tidak begitu serius menutupi bagian dadanya. Sesampai di kamarnya, Rizal malah tidak memperdulikan jambu yang baru saja diambilnya. Yang ada dalam pikirannya adalah pusar, perut, dan BH Bu Haji. Ia terduduk dalam kasurnya. Memandang langit2 kamarnya. Bayangan Bu Haji yang super seksi tadi memenuhi angannya. Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap kontolnya yang seketika menegang keras. Rizal menghempaskan punggunya ke kasur. Menarik tangannya dari selangkangannnya. Ia merenung, jika tadi di belakang Bu Haji muncul Pak Haji, maka ia akan kena tegur. Ketika Rizal masih berusa menenangkan pikirannya tiba2 handphone-nya berbunyi. Rizal mengambil handphone-nya. āHallo..ājawabnya. Tapi diseberang tidak ada jawaban. Panggilan itu terputus. Rizal mengamati nomor āReceived Callsā pada handphonenya. Nomor yang tidak dikenalnya. Ia meletakkan handphone itu. Tetapi ketika teringat dengan seorang cewek yang baru dikenalnya kemarin ia meraih lagi handphone tersebut. Siapa tahu cewek itu, pikir Rizal. Rizal memanggil nomor itu. āHalloā¦,āpanggilnya. āHalloā¦emang kamu gak kuliah..?āseketika Rizal heran. Ada riak senang dalam hatinya. Suara itu adalah suara Bu Haji. āEh, Bu Hajiā¦eh..nggak Bu Hajiā¦hari ini saya emang ga ada jadwal kuliahā¦,āujar Rizal dengan suara yang dibuatnya sedemikian rupa. āHhhmm, gimana jambunya? Enak ga?ātanya Bu Haji di seberang. Suaranya terdengar akrab dan manis di telinga Rizal āAh, belum sempat Bu Hajiā¦baru juga mau makanā¦dari bentuk dan warnanya kayaknya enak sih..,ākata Rizal mencoba berakrab-akrab ria. āNtar kalau udah makan bilang ibu iya. Kalau enak Ibu juga mau ambil,ā āIya Bu Hajiā¦,ājawab Rizal. Ketika ia merasa Bu Haji hendak menutup pembicaraan, Rizal buru-buru bertanya.āEhh, hhmmmā¦maaf Bu, Pak Haji kemana? Tadi sepertinya saya lihat bareng Bu Haji keluar,ā āTadi pagi emang keluar bareng Ibu tapi sebentar aja ke salon. Trus pulang. Sekarang bapak ke Depokā¦.,ā kata Bu Haji menjelaskan. āOhh..iya udah deh buā¦maaf tadi ya Bu Hajiā¦saya tidak tahu..,āujar Rizal. āHmmm-hhmm..,āBu Haji tertawa kecil di seberang.āNanti kalau udah dimakan jambunya jangan lupa sms bilang ibu ya. SMS aja enak apa nggak..!ā āIya bu..āujar Rizal. Dan pembicaraan pun selesai. Malamnya jam tujuh setelah makan, Rizal mengambil HP-nya. Ia belum memakan jambunya, tetapi dalam hatinya ia akan mengatakan saja bahwa jambu itu enak. āMalam Bu Hajiā¦jambunya enak,ābegitu is isms Rizal. āBener enak?ābalas sms Bu Haji. āIya Bu. Bener enakā. āKamu lagi ngapain?āsms Bu Haji. āGak lagi ngapain Bu. Tiduran aja,ābalas Rizal sambil heran dgn isi sms Bu Haji. āEmang ga keluar? Mahasiswa kan ngapelnya ga cuma malam mingguābalas Bu Haji lagi. āNggak Bu. Lagi pengen di rumah aja. Maaf, kalau Bu Haji sedang apa?āsms Rizal. āLagi sms an ama kamu..hehe..!ājawab sms Bu Haji. Isi sms ini membuat Rizal senang setengah mati. Ia tersenyun-senyum dalam hati. Rizal agak bingung untum membalas. Ia tidak tahu hendak mengetik apa. Tiba2 sms Bu Haji masuk lagi. āTadi kamu lihat ibu ya..?ā Rizal hampir berteriak senang setengah mati membaca sms ini. Ia membaca sms itu berulang-ulang. Ia berpikir sejenak untuk membalas apa. āHhmm, iya bu. Maafā¦saya tadi tidak sengaja..,āakhirnya hanya itu yang ditulisnya. āGak sengaja tapi dah lihat yaā¦?āsms Bu Haji. Rizal jadi makin semangat. āIya bu. Maafā¦saya ga ingat lagi kok Buā¦tapiā¦,ābalas Rizal. Ia sengaja menggantung sms nya untuk membuat Bu Haji yang sering diidam-idamkanya jadi penasaran. Tetapi setelah Rizal menunggu 5 menit Bu Haji tidak lagi membalas. Ia pun ragu untuk mengirim sms lagi. Ketika ia hendak meletakkan HPnya, Bu Haji menelepon. Rizal bersorak dalam hati. āHalloā¦,āsahut Rizal dengan suara dibuat merdu. āTapi apa, Zal?ātanya Bu Haji pelan. Suaranya agak sengau. āNnngggā¦apa yaā¦? Rizal menyahut dengan canda. āApa..ayo apa..?ādesak Bu Haji dengan nada seperti tertawa. āHhmmā¦tapi aku senang aja melihatnyaā¦,āakhirnya Rizal memberanikan diri. āHhhmmmā¦kamu iniā¦kirain apa tadiā¦emang kamu lihat apa coba..?ātanya Bu Haji. āLihat sesuatuā¦nngggā¦yang pengennya ga cuma dilihatā¦,āRizal makin berani menggoda. āEmang pengennya diapain..?ā āSusah dibilangin dengan kata-kata Buā¦heheā¦,āRizal tertawa renyah.āSusah bilanginnyaā¦tapi kalau tiba2 ada di siniā¦ah..gau taulahā¦,āRizal dengan berani menggoda lebih jauh. āHehehā¦.kamuā¦,āhanya itu ucapan Bu Haji. āIbu lagi di mana?ā Tanya Rizal. āLagi di kamar, kenapa?āTanya Bu Haji. āGaā¦nanya aja kok Bu..!āujar Rizal. āHhhmm..iya udah iya, Zal,ākata Bu Haji menutup pembicaraan. āIya Bu. Met malam..,āsahut Rizal āIya..,ābalas Bu Haji sambil menutup pembicaraan. Dalam kamarnya Rizal tersenyum-senyum senang. Entah kenapa nafsu birahinya timbul. Ia tidur2an di kasurnya sambil senyum-senyum mengingat semua pembicaraan dengan Bu Haji. Lalu dua jam kemudian sms Bu Haji masuk lagi. āNonton MetroTV dehā¦acaranya bagusā¦,ādemikian is isms Bu Haji. Rizal yang memang sedang nonton MetroTV di kamarnya lagsung membalas dengan semangat. āIya. Ini juga lagi nonton MetroTV kok Bu. Bu Haji belum bobo..?ātanya Rizal dalam sms nya. Sengaja ia memilih kata āboboā untuk membuat suasana jadi nyaman. āBelum..kan masih jam 10ā¦,ābalas sms Bu Haji. āMasih di kamar?ā Rizal sengaja menanyakan ini. āIyaā¦,ājawab Bu Haji āDi tempat tidur..?ā tanya Rizl āIyaā¦,ājawab Bu Haji āHehe..sama dongā¦,ābalas Rizal genit. Tetapi Bu Haji tidak lagi membalas. Sekitar jam 12 malam ketika Rizal dilanda kantuk. Bunyi sms masuk ke HP nya. āUdah bobo..?ā itu isi sms Bu Haji āBelumā¦Bu Haji belum bobo..?āRizal membalas āBelum jugaā¦masih nonton..,ā āSama dongā¦āisi sms Rizal. Kembai lagi Bu Haji tidak membalas. Tetapi entah kenapa Rizal mengurungkan niatnya tidur. Entah kenapa ia yakin Bu Haji akan sms lagi. Tetapi kali ini tidak lagi. Sekitar jam setengah satu malam yang ada adalah āmissed callā dari Bu Haji. Rizal menelepon balik. Tapi tidak telepon tidak diangkat. āBelum tidur..?āRizal coba kirim sms. Tetapi setelah menunggu sepuluh menit tidak ada jawaban, Rizal akhirnya meletakkan HPnya. Dan menghempaskan badannya ke kasur. Sekitar jam HP nya berbunyi. Di seberang terdengar suara Bu Haji yang agak sengau dan manja. āLagi ngapain, Zal..?ātanya Bu Haji. Rizal menjawab dengan segenap keyakinan dan keberanian. āBelum bisa tidur Bu. Gara-gara pemandangan tadi siang di kamar Bu Haji,āRizal menahan nafasnya ketika berbicara. Ia pun membuat suaranya agak sengau dan lirih. āHhhmmā¦terus..?āsahut Bu Haji āIya jadi susah tidurnya nihā¦,āRizal merengek. Lalu Rizal menyambung lagi.āBuā¦!ā āApa..?jawab Bu Haji āTapi jangan marah ya Buā¦,āujar Rizal āGak kok..apa..?ātanya Bu Haji. āHhhhmm..boleh ga saya kesitu sekarangā¦?ātanya Rizal dengan suara dibuat merdu. Dadanya berdegup ketika mengucapkan kata-kata itu. āHhhmm kamuā¦,āhanya itu ucapan Bu Haji.āUdah iya..,āucap Bu Haji. Pembicaraan seketika terputus. Rizal terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit bunyi sms masuk ke HPnya. āPintu samping terbukaā¦kutunggu..,ādemikian isi sms Bu Haji. Rizal langsung gembira. Badanya dipenuhi nafsu sex. Ia merasakan kontolnya semakin menegang saja. Dengan perlahan ia keluar kamar dan melintasi halaman menuju pinti samping. Ketika sampai di pintu samping dengan yakin ia mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam cahaya yang remang ia melihat bayangan Bu Haji dengan celana pendek dan baju tidur yang ketat. Bu Haji menarik tangannya dan menutup pintu. Ketika Bu Haji membelakanginya sambil mengunci pintu, Rizal langsung memeluk Bu Haji dari belakang. Ia menekan pantat Bu Haji dengan bagian kontolnya yang tegang. Kedua tangannya melingkari pinggang Bu Haji. Rizal dengan liar mendaratkan ciuman2 di trengkuk Bu Haji. Bu Haji langsung berbalik. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Rizal dan dengan agresif menarik tubuh Rizal ke tembok. Dalam hitungan detik bibir Rizal sudah dilumat oleh Bu Haji. Rizal membalas dengan memutar dan memilin lidahnya. Rizal menarik lidah Bu Haji dengan lidahnya. Bu Haji membalasnya dengan pagutan dan lumatan yang bergelora. Rizal menarik tubuh Bu Haji sehingga kini Rizal yang bersandar di tembok ruangan belakang itu. Mereka saling menciumi dan menjilati dengan liar. Mulut Bu Haji tak henti-henti mengeluartkan bunyi kecipak ketika mulut Rizal menyedoti lidah dan bibir Bu Haji. Bu Haji makin dipenuhi nafsu birahi. Ia makin merapatkan tubuh ke dalam pelukan Rizal. Rizal menariknya penuh nafsu dan meremasi pantat dan pinggul Bu Haji. Bu Haji melingkarkan satu tangnnya di leher Rizal dan satunya lagi merababi leher Rizal. Mulutnya tidak berhenti melumat lidah dan mulut Rizal. Bu Haji menggeserkan badannya agak ke bawah. Ketika Bu Haji merasakan ****** Rizal yang tegang telah berada di daerah selangkangannya, ia membuka paha sedikit lalu merapatkannya. Rizal membalas dengan menekan kontolnya ke arah Bu Haji. Lalu Bu Haji menggesek-gesek ****** Rizal dengan memeknya yang masih tertutup celana pendek. Rizal membalas dengan sodokan ke depan sambil meremasi pantat Bu Haji. Ciuman dan jilatan mereka makin penuh nafsu dan semakin liar. Rizal mengulum bibir Bu Haji. Lalu menarik bibir Bu Haji dengan sedotan mulutnya. Ketika bibir Bu Haji terlepas, Rizal merangsek ke leher Bu Haji. Bu Haji menengadah sambil bagian selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkangan Rizal. Rizal makin nafsu. Ia menciumi bagian atas dada Bu Haji. Bu Haji makin menengadahā¦badannya dilengkungkan. āHhhmmmhhaahhā¦jangan bikin merah di situ yah..,ādesah Bu Haji āMmmhhaahhā¦,āRizal hanya mendesah penuh nafsu. Ia membuka kancing depan baju tidur Bu Haji. Lalu membenamkan wajahnya di dada Bu Haji yang besar. Rizal menggeser BH Bu Haji ke atas. Lalu tangannya meraih buah dada yang besar itu. Ia lalu menciumi dan menjilatinya. āMmmhhoohhhā¦,ādesah Bu Haji. Rizal makin bernafsu mendengar desah penuh nafsu Bu Haji. Ia menjilati puting susu Bu Haji lalu menyedotinya. āMmmhhhoohhhā¦hhhoohhā¦ooohhhā¦hhhooohhhhā¦,ābegitu desahan penuh nafsu Bu Haji setiap kali Rizal menyedot puting susu Bu Haji dengan keras. Tubuh Bu Haji makin melengkung. Ia membusungkan dadanya, menekankan buah dadanya ke mulut Rizal. Bu Haji melihati mulut Rizal menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadanya. Bu Haji makin keras menggesekkan selangkangannya ke bagian ****** Rizal. Tangan kirinya mendekap kepala Rizal untuk terus menciumi buah dadanya sementara tangan kanannya merabai dada Rizal dan memijat-mijat puting susu Rizal yang kecil. Mulut Rizal mengecupi puting susu Bu Haji, menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya. āHhhmmhhoohhā¦hhoohhhā¦hhaaahhhā¦nngggoohhā¦,āhanya desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulut Bu Haji. āMmhhhhhā¦Zal..Zalā¦,ābisk Bu Haji di telinga Rizal. Rizal terus saja menyedot-nyedot susu Bu Haji. Pikiran Rizal sudah dipenuhi nafsu sex. āZalā¦hhhmmā¦Zalā¦ke kamar ajaā¦,ābisik Bu Haji. Rizal mengendorkan pelukannya. Bu Haji menarik tubuhnya dari pelukan ketat Rizal. Ia bergerak ke saklar. Klik!!Lalu seluruh ruangan tengah yang menuju kamar Bu Haji yang terlihat dari luar kalau lampu menyala langsung gelap. Rizal kembali merangkuli tubuh Bu Haji dan menciumi bibirnya. Bu Haji membalas dengan tak kalah agresif. Bu Haji meciumi Rizal, memeluknya, dan menariknya. Rizal mengikuti gerakan Bu Haji. Bu Haji dan Rizal tetap berpelukan dan berciuman ketika meraka melangkah ke kamar. Ketika akhirnya sampai di kamar, Bu Haji menarik tubuh Rizal ke kasur. Rizal tertarik menindih tubuh Bu Haji. Kaki Bu Haji terbuka menjuntai di lantai sementara tubuhnya rebah di kasur. Rizal menunduk menggumulinya. Ia menempatkan bagian kontolnya di selangkangan Bu Haji yang terbuka. Rizal bisa merasakan empuknya memek Bu Haji yang masih terbungkus celana pendek ketat. Mulutnya menciumi pusar Bu Haji sambil kedua tangannya menelanjangi tubuh bagian atas Bu Haji. Bu Haji tak kalah agresif membuka baju Rizal. Ciuman Rizal makin liar. Mulutnya bergerak ke pinggul Bu Haji. Kedua tangannya membuka celana ketat pendek Bu Haji. Ia membukanya perlahan-lahan. Bibirnya merangsek menciumi bagian celana dalam Bu Haji yang terlihat. Bu Haji hanya melihati Rizal. Ketika akhirnya celana pendek itu lepas, terlihatlah gundukan memek Bu Haji yang tebal terbungkus celana dalam putih. āMmhhhoooh..,ādesah Rizal sambil mengecup permukaan celana dalam itu pelan. Lalu ia berdiri membuka celananya. Ia berdiri telanjang bulat dengan ****** yang mengacung tegang. Bu Haji memandangi ****** Rizal. Rizal berdiri mengocok kontolnya sebentar lalu membungkuk membuka celana dalam Bu Haji. Kini tubuh bugil Bu Haji terpampang di depanya. Rizal mendekatkan mulutnya ke memek Bu Haji yang dipenuhi jembut lebat. āNnnggghhooohhā¦,āRizal mendesah ketika mengecup permukaan memek Bu Haji. Bu Haji mengangkangkan pahanya lebar-lebar dan mengangkat pantatnya ketika mulut Rizal menyentuh permukaan memeknya. Rizal lalu mendorong tubuh Bu Haji perlahan ke tengah tempat tidur. Di tengah2 tempat tidur itu Bu Haji telentang pasrah dengan paha terbuka. Ia melihat Rizal mendatangi ke tengah tempat tidur dengan ****** yang teracung tegang. Ketika Rizal telah memasuki pahanya yang terbuka lebar,Bu Haji melihat Rizal mengocok-ngocok kontolnya. Lalu ketika Rizal mulai bergerak menindihnya, Bu Haji merasa darahnya mendesir. Ia makin melebarkan pahanya. Ia merangkul leher Rizal. Rizal menindih tubuh Bu Haji dan mencium mulutnya. Bu Haji membalasnya dengan mengulum bibr Rizal. Rizal mengerakkan pantatnya, dengan kontolnya yang tegang ia mencari memek Bu Haji. Akhirnya ujung ****** Rizal merasakan permukaan memek Bu Haji yang basah. Ia menekan-nekannya perlahan. Bu Haji membantunya dengan menggerakkan pinggulnya. Rizal merasakn ujung kontolnya masuk sedikit di celah memek Bu Haji. Bu Haji merapatkan selangkangannya. Lalu Rizal menusukkan kontolnya. āHhhooohh Bu Haji..,ādesahnya seraya menusukkan kontolnya. āNnngghhhoohhh sayangā¦,ādesah Bu Haji. Bu Haji merasakan ****** Rizal melesak memasuki memeknya yang basah. Bu Haji menggerakkan pinggulnya menyambut ****** Rizal yang menusuk lobang memeknya. Lalu seketika melingkarkan pahanya di pinggul Rizal. āHhhooohhh sayangā¦.besar sekali kontolmuā¦,ādesah Bu Haji di telinga Rizal. Desahan ini membuat Rizal berkobar. Ia menarik kontolnya dan menusukkannya dengan cepat ke dalam lobang memek Bu Haji. āHhhhhooohhh Bu Hajiā¦hhoohhhā¦āRizal mengerang penuh nafsu. āHhhoohh sayang..kocok terusā¦hhoohh..enak sekali sayang..hhoohh..,āBu Ijah mendesah lirih sendu di telunga Rizal. āHHoohhā¦hhoohhā¦.hhoo enak sekali..hhohh..hhoohhā¦Bu Haji sayangā¦hhoohhhā¦hhhoohhhā¦,āRizal mengerang penuh nafsu. Rizal menggerakkan pantatnya naik-turun. Ia menggenjoti tubuh Bu Haji dengan cepat. Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan kuat dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji makin mengetatkan selangkangannya di pinggul Rizal. āOooohhh sayangā¦genjot sayangā¦hhhoohh ā¦entoti terus sayangā¦hhhooohhhā¦hhhoohhh..enak sekali tusukan kontolmu sayangā¦hhoohhā¦entotin yang lama sayā¦ooohhhā¦sayangā¦oohhhā¦,āBu Haji mendesah penuh nafsu. Rizal merasakan tubuhnya dan tubuh Bu Haji hangat. Ia melihat wajah Bu Haji yang redup penuh nafsu. Ia melihat wajah Bu Haji bergerak-gerak mengikuti setiap tusukan kontolnya. Ia merasakan nikmat yang luar biasa di ujung kontolnya ketika menusuki bagian dalam lobang memek Bu Haji. Bu Haji merasakan tusukan-tuskan dalam lobang memeknya begitu cepat. Ia melebarkan pahanya dan betisnya merangkul pinggul Rizal. Dengan matanya yang sayu Bu Haji melihat pantat Rizal naik-turun memompa dan menggenjotinya. Seiring itu lobang memeknya merasakan nikmat yang penuh sensasi ditusuki ****** Rizal. Ia menggerakkan tanggannya merangkul pinggang Rizal. Berusaha menguasai dan memiliki tubuh yang sedang menggumuli dan menggagahinya. āHhhhoohhh sayang⦠entotin memekku sayā¦ooohhhā¦terus say..hhhoohh..enak sekali sayangā¦oooohhhā¦.,āBu Haji makin gelap mata menahan nikmatnya senggama itu. āIya sayā¦hhoohh..iya sayangā¦,ābisik Rizal penuh birahi di telinga Bu Haji. Ia makin merapatkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh Bu Haji.āIya say..hhhoohh..iya sayā¦enak sekali mengentotimu sayā¦hhhoohh..,āerang Rizal lirih. Bu Haji makin dipenuhi birahi nafsu. Dengan kedua tangan mencengkeram erat pinggang Rizal ia menggerakkan pinggulnya makin liar menerima tusukan-tusukan ****** Rizal dalam lobang memeknya. āHhhhgggggā¦.nnggghhooohhhā¦nnnggghhhhoohhhā¦,āBu Haji makin ketat menempelkan memenya ke pangakal ****** Rizal.. Rizal merasakan tubuh Bu Haji makin hangat, dan mulai bergoyang liar tidak teratur. Rizal tahu Bu Haji sesaat lagi akan mengalami orgasme. Rizal memacu tusukan kontolnya makin cepat. Ia terus memompa dan menggenjot. Lalu ia merasakan pangkal paha Bu Haji makin melebar dan mendesak ke tubuhnya. Tangan Bu Haji mencengkeram kuat pinngangnyaā¦. āHhhhggggghhhā¦nnggghhhhooohh..Zalā¦nnggghhhoohhhā¦oo oohhhā¦hhhggg..,ā desahan sengau penuh nafsu Bu Haji tiba2 tertahan dan seketika Rizal merasakan lobang memek Bu Haji berdenyut-denyut cepat, dan seiring itu kontolnya merasakan siraman mani yang hangat dalam lobang memek Bu Haji. āHhhngghhoohhh..hhhoohhhā¦ooohh..nnggghhhooohhhā¦,āB u Haji tak henti2 menjerit keenakan merasakn orgasmenya. Rizal memacu makin kuat dan. āHhhhnggghhhoohhhā¦hohohh..ohhhh..,ā tak lama berselang Rizalpun menghujamkan kotolnya dalam2 dan kuat dalam memek Bu Haji. āHhhaahh..hhhaaahhhā¦,ādesah Rizal memuncratkan maninya dalam memek Bu Haji. Kontolnya menyemprotkan mani berkali kali. Kontolnya mengangguk-angguk dalam memek Bu Haji. Bu Haji merasakan lobang memeknya dipenuhi mani yang hangat. Ia merem-melek menikmati ****** Rizal yang berdenyut-denyut dalam lobang memeknya. Bu Haji terus merasakan gerakan pinggulnya yang belum berhenti bergerak otomatis karena orgsmenya. Ia meraih mulut Rizal dan seperti kehausan langsung menciumin dan mengulumnya membalas lumatan mulut Bu Haji. Matanya merem-melek menahan nikmatnya orgasmenya sambil tak berhenti mengulumi bibr Bu Haji. Lalu akhirnya ciuman2 mereka mulai longgar seiring makain lemahnya denyutan2 yang mereka rasakan dalam alat senggama mereka berdua. Dan akhirnya gerakan2 itu berhenti. Bu Haji mendenguskan nafas sambil merentangkan kedua tangannya lebar2 ke kiri-kanan. Ia memalingkan wajah ke samping. Rizal melemaskan tubuhnya di atas tubuh Bu Haji. Wajahnya menelungkup di sisi leher Bu Haji. Ia mendesahkan nafas satu-satu. Kurang lebih lima menit mereka diam membisu. Mereka masih merasakan suhu tubuh yang hangat. āZalā¦,āBu Haji menggerakkan tangannya ke punggung Rizal. Dan merabanya. āNggghhahhā¦,āRizal menyahut lemah. Ia bergulir turun dari atas tubuh Bu Haji. Bu Haji mengejarnya dan memeluknya. Mulutnya mengulum lembut bibir Rizal. āZal, kamu memang sering memimpikan hal ini kan..,ābisik Bu Haji. āIyaā¦sangat seringā¦,ājawab Rizal pelan sambil memadangi mata Bu Haji. Aku tahuā¦,ākata Bu Haji. āDari caramu memandangi aku, aku tahu kamu sering menginginkan ini. Aku juga Zal..,ābisik Bu Haji lagi. Tangannya membelai-belai puting Rizal yang mungil. āKok bisa..? Ibu cantik. Putih. Tubuh ibu juga bongsor dan seksi sekali. Sedangkan aku bisa dibilang agak kurusā¦,ākata Rizal. āNnngghhhmmmmaahhā¦,ādesah Bu Haji sambil mengulum lagi bibir Rizal. Rizal membalasnya. āJustru karena badanmu ini yang bikin ibu penasaran. Karena orang yang punya badan kurusnya seperti kamu ini pasti memiliki nafsu yang besar. Dan ibu sering mebayangkan nafsumu seperti apa. Apalagi kamu sering memandangi ibu. Dan tadi nafsumu udah bikin ibu gelap mata..,ājelas Bu Haji. Rizal lalu mendesakkan badannya ke tubuh bugil Bu Haji. Memeluknya erat. Menciumi lehernya. Rizal berbisik di telinga Bu Hajiā¦,āBu, aku tidur di sini yahā¦?ā āIya sayangā¦,ājawab Bu Haji membalas merengkuh tubuh Rizal. Malam itu Rizal tidur di ranjang yang biasa jadi tempat tidur Bu Haji dan Pak Haji. Menjelang subuh mereka kembali menuntaskan nafsu syahwat mereka. Yang berlanjut hingga esok siangnya. Sejak itu Bu Haji makin jarang mengikuti Pak Haji mengawasi rumah2 mereka. Ia lebih senang tinggal di rumah dan mengikuti dorongan nafsu seksnya. Rizal berkali-kali menggumuli tubuh Bu Haji mulai dari kamar mandi, ruang tengah, dapur, sampai kamar tidur. Ia memperlakukan Bu Haji seperti pacarnya
CeritaDewasa Seks - Perkenalkan nama saya yogi ,umur saya 22th ,tnggi badan 171cm berat 65kg. Saya beruntung sekali karena di karuniai tuhan dengan tubuh yang atletis dan kulit yang bersih. "iya bu,ayo" lalu aku dan dia tiduran di atas karpet tapi di belkang sofa supaya anak2nya tidak melihat. "nggak usah telanjang ya ,supaya
Biasanya kembang disuatu kompleks adalah seorang gadis SMU ato kuliah yang memang lagi mekar-mekarnya, tapi beda dengan kompleks dimana aku tinggal. Ya, dikompleks ini yang menjadi kembang adalah ibu RW yang tinggal disebelah rumahku. Mungkin sebagian besar pembaca tidak percaya, tapi memang tante lia, bu rw tetanggaku itu bagaikan magnet bagi semua laki-laki dikompleks ini. Aku gak bisa mendeskripsikan secara tepat mengapa tante lia bisa begitu mempesona. Memang secara fisik tante lia jauh diatas perempuan rata-rata. Kulitnya putih seperti kebanyakan wanita sunda, tapi kulitnya mulus tak bercacat. Sebenarnya aku gak tau pasti gimana kulit ditubuhnya, tapi yang pasti kulit yang membalut betis indahnya mulus tak bercacat, aku bisa memastikan itu sebab aku sering mengagumi betis bulir padi itu saat tante lia keluar rumah memakai celana selutut kesayangannya. Tubuhnya tidak terlalu gemuk tapi juga tidak terlalu kurus, makanya payudara sedangnya sangat cocok mengimbangi pinggul dan pantatnya yang sedikit tonggeng. Tapi selain fisiknya yang memang cantik dan berbody aduhai, tante lia punya sesuatu yang memancar dari dirinya. Mungkin kalau orang bilang tante lia punya inner beauty yang sangat kuat. Senyum selalu menghiasi bibir mungilnya, keramahannya menanggapi lawan bicaranya, tawa lepasnya yang segar dan keanggunannya menghela rambut yang selalu dibiarkan terurai itu... Hmmmm... sosok wanita idaman setiap pria. Sebenarnya tante lia punya seorang anak perempuan yang bernama sarah yang sudah duduk di kelas 2 SMU. Jelas sarah mewarisi kecantikan ibunya, tapi inner beauty tante lia memang susah untuk ditandingi. Aku sangat akrab dengan tante lia, sebab selain memang bertetangga, dulu aku berusaha untuk mendekati sarah dari ibunya . Tapi sepertinya usaha itu gagal. Hubunganku dengan sarah gak lebih dari cuma say hello, tapi sebaliknya dengan ibunya, tante lia senang sekali mengajak aku mengobrol. Bahkan tante lia melarang aku untuk membayar iuran warga yang memang ditanganinya untuk beberapa bulan sekaligus. Aku diwajibkan untuk membayar per bulan. Alasan dia sih untuk ngembangin silaturahmi, makanya setiap aku membayar iuran warga, pasti tante lia mengajakku mengobrol terlebih dahulu, hasilnya minimal 1 jam aku tertahan dirumahnya. Dua bulan lalu, saat aku hendak membayar iuran warga, aku mendatangi rumah tante lia. Aku mendapati rumahnya kosong. "Pada kemana tan ?" tanyaku saat kami mengobrol diruang tamu. "Oh... Sarah sama papanya lagi ke sukabumi, kerumah neneknya" jawab tante lia. "Kok tante gak ikut ?" tanyaku. "Maunya sih, tapi besok ibu-ibu pkk ada kegiatan, gak enak kalo tante gak dateng" jelas tante lia. Aku cuma mengangguk tanda mengerti. Setelah itu kami mengobrol seru seperti kebiasaanku kalau berkunjung kerumahnya. Sampai tante lia menanyakan hal pribadi padaku. "Rian, kapan nih kamu menikah ?" tanya tante lia menyelidiki. "He..he..he.. kapan ya tan ?" jawabku setengah becanda. "Masih belom punya calon nih tan" lanjutku. "Ah masa sih kamu gak punya calon. Kan kamu lumayan ganteng, materi juga udah lumayan, mo nunggu apa lagi" tanya tante lia lagi. "Maunya sih secepetnya, udah gak tahan" jawabku sambil tertawa, tante lia ikutan tertawa. "Tapi mo gimana lagi, emang belom ada calonnya" kataku meneruskan. "Emang kamu mo cari cewek kayak gimana ?" tanya tante lia. "Kayak gimana ya ? Mungkin kayak tante lia ini lah" jawabku bercanda. Sebenernya aku berharap dengan jawaban itu tante lia mau menawarkan anaknya sarah ke aku . Tapi jawaban sungguh diluar dugaan. "Kayak tante ??? Emang tante masih cantik ya sampe brondong kayak kamu mimpiin dapet istri kayak tante" jawab tante lia sambil tersenyum genit. Sebenarnya aku sedikit kecewa atas reaksinya, tapi berhubung sudah terlanjur, aku teruskan saja. "Tentu aja tan, cowok mana sih di kompleks ini yang gak ngakuin kalo tante perempuan paling cantik disini" kataku sedikit menggombal Tante lia terseyum kecil, mukanya sedikit memerah, mungkin dia malu. "Masa sih Rian, tante kan udah tua" kata tante lia. "Hmm.. walau tante udah punya anak gadis, tapi menurutku tante masih terlihat seperti anak gadis. Jujur kalo melihat tante sama sarah, saya sering menganggap tante adek kakak sama sarah" lanjutku, dalam hati aku heran kenapa aku jadi merayu gitu. "Masa sih tante masih kayak anak gadis, badan tante udah kendor sana-sini begitu" jawab tante lia yang kemudian berdiri dan memperhatikan tubuhnya sendiri. Dasternya ditarik kebelakang agar melekat ketubuhnya, hasilnya tubuh aduhainya tercetak. Terlihat jelas lekuk pinggul dan dadanya. Kemudian dia berputar-putar sambil mengamati tubuhnya, tentu aja mataku juga ikut mengamati atau lebih tepatnya menikmati tubuhnya. Apalagi karena dasternya ditarik, terlihat pangkal pahanya yang putih mulus. Mungkin kalau ditarik sedikit lagi celana dalamnya juga ikut terihat. "Gak usah khawatir tante. Tante emang gak kalah sama anak gadis. Jujur aja saya juga sering bayangin tante sebelum tidur..." damn... aku nyesel banget ngomong kayak gitu, tapi wtf lah, udah terlanjur "Masa sih kamu bayangin tante ?" tanyanya dengan muka tidak percaya. "Masa sih tante bisa merangsang kamu ?" tanya lagi. Aku cuma terdiam malu. "Tapi kamu gak usah jawab deh, tuh adek kamu udah ngejawab sendiri" kata tante lia sambil ketawa. Damn, gundukan penisku yang menegang dibalik celanaku ternyata terlihat sama dia aku cuma tersipu malu. "Gak usah malu gitu yan" kata tante lia yang kemudian duduk disebelahku. "Kamu kan udah gede, wajar kalo terangsang sama cewek" lanjut tante lia yang kemudian mengelus penisku dari luar celana. Aku menepisnya, tapi sayang tangan tante lia sudah mencengkram penisku dari luar. "Hmmm... punya kamu gede juga ya" kata tante lia yang kemudian meremas-remas penisku dan sesekali mengocoknya, aku meringis keenakkan. Setelah beberapa lama, aku berkata "Udah tan, nanti ada orang" katakuku dengan agak gugup, soalnya ruang tamu ada dibagian depan, orang bisa aja tiba-tiba melongok melalui jendela. "Ya udah, kalo gitu kekamar tante yuk" ajak tante lia. Aku cuma terdiam. "Kalo mau, tante tunggu didalam ya" ajaknya sambil tersenyum genit. Kemudian dia berdiri berjalan menuju kamarnya. Sesaat aku terdiam, jujur dalam hati aku ingin segera menyusulnya, tapi dipikiranku masih ada yang mengganjel. Ada sesuatu yang melarangku mengikutinya kekamar. Tapi pikiran itu gak lama, nafsuku menguasai semua pikiranku. Aku segera beranjak. Aku buka perlahan pintu kamarnya dengan sangat gugup. Setelah dibuka aku melihat tante lia sedang duduk dipinggir tempat tidurnya sambil membuka-buka majalah. Melihat aku masuk tante lia tersenyum senang kemudian berdiri menyambutku. "Tante kira kamu gak mau" kata tante lia yang kemudian memelukku. Aku membalas memeluknya erat sambil mengelus-elus punggungnya. Sambil memeluk aku cium keningnya. Menerima kecupanku, dia memandangku mesra, kemudian meyodorkan bibirnya sambil matanya terpejam. Melihat gerakannya, aku mengerti, aku kecup bibirnya lembut. Kecupannku diikuti oleh kecupan-kecupan lain dibibirnya. Awalnya ciumanku ke bibir mungil tante lia pelan dan lembut. Tapi lama-lama ciuman itu menjadi lebih liar, apalagi aku dan tante lia saling menggesek-gesekan tubuh satu sama lain. Saat lidahku menelusuri rongga mulut dan lidahnya, tanganku tak lupa penyelusuri tubuhnya. Awalnya tanganku mengelus-elus punggung dan rambutnya. Tapi kemudian tanganku turun ke pantatnya. Aku meremas-remas pantat bulat tante lia dan sesekali aku mendorong pantat itu agar kemaluannku tergesek dimemeknya. Walau masih dari luar tapi cukup membangkitkan birahi. "Crop.............Crooop.........Croooop" cuma suara itu yang terdengar mengiringi sedotan-sedotan ciuman kami. Kadang tante lia menggumam kecil saat pantatnya ditekan kearah penisku. Sambil berciuman, aku dorong tubuh tante lia kearah tempat tidur. Saat kakinya menyetuh pinggir tempat tidur, tante lia terduduk. Aku tidak melepas ciumanku, aku terbungkuk mengikuti tubuhnya. Aku dorong tante lia lagi ketengah tempat tidur, sebab aku ingin bercumbu sambil tiduran. Tante lia mengerti, dia bergeser ketengah tempat tidur dan terlentang disana. Aku segera menindihnya dan meneruskan ciumanku. Pada posisi yang lebih menguntungkan itu, aku mengarahkan tanganku kepayudaranya. Aku meremas daging kenyal itu. Hmm.... benar-benar masih kencang payudara tante lia ! Setelah meremas-remas payudaranya beberapa kali, aku menarik dasternya keatas, dan tanganku mulai meremas payudaranya dari luar BHnya. Untung dia pakai BH yang lembut, sehingga remasanku bisa maksimal walau masih dari luar. Aku mengangkat BH tersebut keatas, terlihatlah kedua puting hitam tante lia. Ciuman aku pindahkan dari bibir ke puting sebelah kanan. Sambil menyedot dan sesekali menjilat puting kanan, payudara kiri tante lia aku remas-remas. Kadang aku hanya memutar-mutar puting kiri tersebut. Bosan dengan yang kanan, aku berpindah ke yang kiri. Selama aku menyedot-nyedot payudaranya tante lia hanya merem-melek keenakkan. Bibir bawahnya digigit, entah mengapa, mungkin supaya suara dia tidak keluar. Sambil memegangi BHnya supaya tidak turun, tante lia mulai meracau. "Ah..ah..ah.. enak sayang, enak..." "Klik..." aku buka pengait BH yang ada dibelakang tubuhnya. Segera setelah itu aku dorong daster beserta BHnya keatas dan melepasnya. Makanya aku suka banget cewek pake daster, gampang banget dibugilin Setelah dasternya tersingkir, tante lia merems-remas sendiri payudaranya, sambil menatap lemah padaku seakan berharap mulutku menggantikan peran tanggannya. Aku menanggapinya dengan menciumi lagi pentil payudaranya, bergantian kiri dan kanan "shhh.....ahhhh....ahh...." cuma itu yang terdengar dari mulut tante lia. Tangan tante lia kemudian menarik kaosku keatas, dia berusaha untuk membukanya, aku membantunya, aku lepas kaosku. Setelah kaosku terbuka aku menindih lagi tubuh dan mencium bibirnya sambil menggesekkan dadaku ke payudaranya. Tapi tante lia yang sudah tinggal CD itu tidak berhenti, dia membuka ikat celana pendekku dan mendorongnya kebawah. Aku buka celana pendekku sehingga kami sama-sama tinggal celana dalam. Aku menindihnya kembali dan mencium bibirnya. Tanganku tidak lupa bergerayangan meremas-remas payudaranya. Dengan hanya celana dalam, aku menggesek-gesekkan penisku yang sudah tersembul sedikit ke vaginanya. Tante lia meresponnya dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Tanganku yang meremas-remas payudaranya sesekali mengelus tubuhnya dari atas kebawah. Sampai bawah, aku elus-elus paha dalammnya agak lama. Kata orang paha dalam termasuk darah sensitif diluar vagina. Beberapa kali mengelus-elus paha dalamnya, aku naikkan elusanku kearah selangkangannya. Saat menyentuh cdnya, terasa cd tersebut sudah basah dan lembab. Sepertinya tante lia sudah terangsang hebat. "Ah...ah..ah... " rintih tante lia saat aku mengelus-elus vaginanya dari luar. Tanpa diduga tante lia membalasnya dengan menarik penisku keluar. Dengan mengocok penisku tante lia membuka cdnya dari pinggir. Kemudian dia mengarahkan penisku ke vaginanya. Aku mengerti maksudnya. Dengan satu tangan dia masih menahan cdnya dari samping. Aku menyapukan kepala penisku ke permukaan vaginanya, terasa sudah basah disana. Kemudian aku menekan sedikit penisku kevaginanya. "Agh..... ayo sayang masukin" kata tante lia. Kemudian aku mendorong lagi hingga masuk semuanya. "Ohhhh.. enak banget sayang, enak banget sayang" tante lia meracau sambil memejamkan matanya. Kepalanya terdongak saat aku masukkan penisku seluruhnya. Sebenarnya lucu juga posisi kami saat itu. Aku dan dia masih paka celana dalam !! udah gak tahan lagi soalnya Aku mulai memaju mundurkan penisku. "aghhhhh....aghhh....agh..." rintih tante tergetar menerima pompaanku. Karena keenakan tante lia melepaskan pegangan celana dalamnya sehingga menjepit penisku dari samping. Aku berhentikan pompaanku. Saat aku berhenti tante lia menatapku dengan tatapan marah, sepertinya dia tidak rela pompaanku terhenti. "Sebentar tante, kita buka celana dalam aja, sakit soalnya" Aku segera bangkit melepaskan cdku dan cd tante lia yang terkulai. Selesai membuka cd aku posisikan badanku diantara selangkangannya yang terbuka lebar. Dengan tanganku aku mengarahkan penisku ke vaginanya. Saat tepat didepan vaginanya, aku dorong penisku kencang. "Hghghhhhh...." rintih tante lia saat penisku masuk ke memeknya. "Enak yan... kontol kamu gede banget" katanya sambil melingkarkan kakinya ketubuhku. Aku mulai lagi pompaanku. Kadang aku pompa cepat, kadang aku pompa lambat. Kadang saat pompanku lambat, tiba-tiba aku dorong keras. Tante lia cuma bisa merintih-rintih keenakan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kesana kemari. "Kamu hebat ya, kamu udah gagahin aku" kata tante lia disela-sela pompaanku. Aku cuma tersenyum, aku sedang berkonsentrasi menikmati gesekkan penisku di dinding vaginanya. "Sebentar ya, aku mo pipis" tiba-tiba kata tante lia. "Mo pipis apa emang mo orgasme" tanyaku sedikit kecewa. "Enggak yan, emang mo pipis" jawab tante lia. wah payah nih, masa ada interupsi begitu. Aku cabut penisku dari memeknya dan bangkit. Tapi dia masih tiduran. "Katanya mo pipis tan ?" tanyaku kecewa. "Gendong dong ya..." katanya manja. Hmm.. sebenernya aku sedikit marah, tapi akhirnya aku gendong juga. Secepetnya dia pipis, secepet itu juga ngentotnya dilanjutin kan ? Aku mengangkatnya dan menggendongnya dengan mendekapnya didepan, tangannya dikalungkan keleherku sedang kakinya dilingkarkan ketubuhku. Penisku tepat dibawah vaginanya, tapi tidak dimasukkan. Baru beberapa langkah tante lia berkata "Kok gesekan kontol kamu enak banget sih yan, masukkin dong" katanya manja. Penisku yang memang masih berdiri tegak aku arahkan ke vaginanya. Dia mengangkat tubuhnya sedikit agar aku mudah memasukkan penisku. "Ahhhh..." rintihnya panjang saat penisku masuk ke memeknya. Tapi kemudian dia malah menaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku dan memeknya bergesekkan lagi. "Katanya mo pipis ?" tanyaku sambil menahan nikmat. "Entar deh yan, lagi enak banget." jawab tante lia nakal. Akhirnya aku bawa tante lia kembali tempat tidur, kurebahkan dipinggir. Dengan tetap penisku di vaginanya aku bawa tubuh tante lia ketengah. Aku pompa lagi memek tante lia, aku memompa maksimal agar kita sama-sama orgasme sebelum dia mo pipis lagi. Tapi baru beberapa tusukan tubuh tante lia menegang dan vaginanya terasa banjir. dia menggigit bibirnya. "Tante dah sampe ya..." tanyaku. "Iya..." katanya malu. "Maaf ya tante duluan" Aku pompa lagi memek tante lia. Dengan cairan vaginanya yang banyak, memeknya terasa licin dan nikmat. "Crot..crot..crot" tak lama akupun menyemburka spermaku ke vaginanya. Tubuhku ambruk memeluknya, tapi kemudian posisi kemi bertukar, dia tiduran diatas dadaku. Akupun mengelus-elus kepalanya mesra. "Rian... kenapa sih kamu susah banget ngerti kalo tante suka kamu. Dari dulu tante udah pake baju seksi depan kamu, tapi kamu gak respon" tanyanya sambil tiduran didadaku. "Ya udah, yang penting sekarang tante tau kalo aku sayang tante" jawabku sambil mengecup kepalanya. Dia membalas dengan mencium dadaku. Kemudian kami berdua
IA1P. chus7wnc6m.pages.dev/157chus7wnc6m.pages.dev/59chus7wnc6m.pages.dev/170chus7wnc6m.pages.dev/324chus7wnc6m.pages.dev/295chus7wnc6m.pages.dev/90chus7wnc6m.pages.dev/281chus7wnc6m.pages.dev/45chus7wnc6m.pages.dev/259
cerita dewasa bu haji